Menjadi Mahasiswa Penulis

 

 

“Berdo’alah kepada-Ku maka Saya akan mengabulkan apa yang kalian minta.“

-- Al-Hadits--

 

 

I

nilah jalan yang harus saya ambil, pikir saya dalam hati. Walau pengumuman UNAS sudah keluar, tapi kebingungan masih tetap menghinggapiku. Impianku untuk terus belajar di jenjang yang lebih tinggi terus menggelora. Mahasiswa, kampus dan universitas adalah kata-kata yang terus berputar di kepalsaya. Saya berpikir bahwa saya harus menghadap kedua orang tua saya.Walau hati merasa galau dan berberat hati, Saya beranikan diri menghadap sosok yang selama ini  saya kagumi. Dengan suara yang agak berat, saya bertanya,“Apakah saya bisa kuliah?“ Ayahku hanya terdiam dan menunduk. Tatkala dia mengangkat kepalanya, tanpa ada sepatah katapun yang keluar, hanya gelengan kepala yang menjawab semuanya. Isyarat yang membuatku tertegun sejenak dan harapanku seakan-akan hilang menguap. Isyarat ini sudah cukup bagiku untuk memaknai apa yang akan diucapkannya. Saya mengerti bahwa keadaan orangtua tidak memungkinkan untuk membiayai saya  kuliah.

Namun, hal itu tidak membuat saya menyerah. Saya mencoba berbagai macam cara agar bisa kuliah. Sayapercaya bahwa Tuhan akan mengabulkan harapan dan doa hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.Tuhan adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Segala hal yang ada di alam semesta ini bergantung kepada-Nya. Tuhan berfirman bahwasanya Dia akan mengabulkan permintaan hamba-hamba-Nya yang berdoa. Setiap malam, saya panjatkan beribu-ribu bait doa. Mimpi, harapan dan cita-cita saya haturkan di hadapan-Nya. Lewat tangan yang menengadah dan buliran air mata yang mengalir saya serahkan segala urusanku kepada-Nya.

Saya memulai dengan berpikir bagaimana saya dapat kuliah tanpa biaya dari orangtua. Beasiswa adalah hal yang hinggap dipikiranku. Saya mencari informasi tentang  beasiswa. Walhasil, seorang kerabat memberitahu saya  tentang beasiswa yang bernama Bidik Misi. Dan ungkapan rasa terima kasih tidak hentinya saya ucapkan, ketika dia berkenan untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan beasiswa tersebut. Jalan hidup saya semakin jelas dan terang. Entah bagaimana hasil akhirnya, baik atau buruk, saya belum memikirkan. Biarlah takdir yang berbicara. Minimal, langkah pertama sudah saya lewati. Terima kasih ya Tuhan atas nikmat-Mu, batinku dalam hati.

Karena saya dahulu tinggal dalam pondok, upaya saya untuk memperoleh data yang berkenaan dengan beasiswa menjadi rumit. Sistem birokrasi yang ada juga lebih mempersulit keadaan. Akan tetapi, sedikit demi sedikit data-data yang saya butuhkan akhirnya terpenuhi semuanya. Alhamdulillah, saya ucapkan dengan penuh kerendahan hati. Jujur, saya mengsayai bahwa pondok adalah tempat yang sangat penting bagi pribadiku. Walau tekadang saya merasa jengkel dengan peraturannya, saya tetap merasa bahagia pernah mengenyam pendidikan kepesantrenan.

Banyak orang yang tidak menyukai aktivitas menunggu. Begitu juga saya. Dan saat menunggu pengumuman kelulusan menjadi mahasiswa adalah hal yang paling lama yang saya pernah jalani. Hati-hati berdebar-debar dan jantung berdetak kencang tatkala saya membuka website yang berkenaan dengan kelulusanku. Saya ketikkan nomer pendaftaran dan passwordnya dengan gemetaran. Bagaimana hasilnya ?

Dan akhirnya, dengan mata yang agak tertutup, saya beranikan diri untuk melihatnya. Dengan mengucap alhamdulillah dan memanjatkan syukur kepada-Nya, saya diterima menjadi mahasiswa di Universitas Islam Negeri Maulana Malim Ibrahim Malang Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.

Saya  percaya selama ada kemauan yang dipadu dengan kerja keras serta miracle dari do’a yang kita panjatkan, apa yang kita harapkan akan dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Percayalah ...

***

 

 

 

 

Terus berjuang

Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving. ( Albert Einstein )

                Impianku untuk menjadi mahasiswa sudah terkabul. Akan tetapi untuk menjadi mahasiswa yang sebenarnya adalah pertanyaan besar bagiku. Mahasiswa yang berperilaku sebagai mahasiswa yang sesungguhnya. Mahasiswa yang menjadi agent of change dan agent of social control. Itulah hal yang menjadi mimpi-mimpi selanjutnya. Berusaha untuk melaksanakan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. Itulah jalan menuju mahasiswa yang kaffah.

Di awal karir sebagai mahasiswa saya  merasa sedikit minder. Diantara faktor yang menyebabkannya adalah status sebagai mahasiswa mempunyai beragam kebiasaan yang tidak ditemukan selama masa SMA. Kebiasaan akademik yang berbeda dengan tingkat tuntutan dan tanggung jawab yang berbeda  menjadi hal yang harus saya lsayakan.Organisasi- organisasi yang ada, baik intra maupun ekstra juga menjadi bahan pertimbangan selama menjadi mahasiswa.  Semua hal itu membutuhkan jangka waktu untuk proses adaptasi. Waktu yang pendek ataupun lama sangat bergantung dari individu mahasiswa itu sendiri. Step by step, saya bergelut dengan dunia mahasiswa dan mulai terbiasa dengan segala kegiatannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya mahasiswa akan selalu bergulat dengan dunia akademis. Begitupun juga saya. Pada awalnya, saya agak sedikit merasa khawatir karena saya tidak terlalu mahir dalam Bahasa Inggris sebagai bidang ilmu yang saya  geluti. Apa yang saya ketahui jauh di bawah teman-temanku yang memang mempunyai interest  terhadap ilmu ini dari dulu. Namun, dengan belajar secara konsisten, perlahan namun pasti saya dapat mengikuti mata kuliah dengan baik. Sayapun dapat berdiskusi dengan teman-teman yang mempunyai kemampuan akademis di atasku. Bahkan, saya tidak menyangka bahwa saya dapat memperoleh nilai yang tinggi. Dan semoga untuk ke depannya pencapain akademis saya  semakin meningkat. Semoga...

 

Memasuki ranah penalaran dan penelitian

Tak kenal maka tak sayang ( adagium )

                Sedari awal saya menjadi civitas akademik di kampus hijau ini, saya terus berpikir bagaimana menjadi mahasiswa yang sesungguhnya. Kegalauan ini terus berlanjut sampai kegiatan orientasi berakhir. Kata ‘mahasiswa’ mengindakasikan siswa yang sudah purna namun terus belajar dan kaya akan ilmu pengetahuan. Dia sudah mampu menganalisa, meneliti dan bernalar menggunakan akalnya dengan baik. Pergumulan pemikiran menjadi bidang yang harus mereka geluti. Buku adalah pegangan setiap hari. Membaca dan diskusi adalah kegiatan utama mereka. Tuntutan tugas kuliah memaksa mereka untuk mempelajari berdiktat-diktat buku. Meskipun begitu, peran berorganisasi tidak dapat dikesampingkan. Organisasi juga penting.  Namun, inilah dunia mahasiswa.

                Keinginan untuk berkecimpung dalam dunia akademisi menjadikanku berharap bisa memperoleh organisasi yang tepat. Oraganisasi di mana saya dapat memperoleh pengetahuan lewat diskusi-diskusi, kajian-kajian dan sarasehan. Jujur, saya adalah mahsiswa yang tidak terlalu pandai. Oleh karena itu, organisasi yang sayapilih akan menjadi jalan bagi saya untuk mengembangkan diri. Berangkat dari hal tersebut, saya bertanya-tanya kepada mahasiswa lama. Menjelajahi pelosok kampus demi memperoleh informasi tentang organisasi tersebut.

                Mahasiswa adalah dunia yang  saya pilih. Seharusnya saya harus menjadi the real student. Maka, berawal dari kegelisahan dan tekanan batin inilah saya bergabung dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) LKP2M (Lembaga Kajian, Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa). Organisasi ini bergerak dalam ranah akademis. Diskusi-diskusi hangat, kajian keintelektualan, penelitian dan jurnalistik adalah beberapa kegiatannya. Harapannya adalah saya dapat  memiliki organisasi yang tepat untuk mengasah kemampuan nalar dan kritis yang saya miliki dalam rangka menjadi mahasiswa yang sesungguhnya.

                Pertama kali saya ‘berkenalan’ dengan UKM ini adalah ketika saya mengikuti OPAK (semacam kegiatan orientasi di UIN Malang). Sudah menjadi agenda wajib bahwa seluruh UKM memperkenalkan diri mereka di hadapan mahasiswa baru. Saat itu jumlahnya  sekitar 2525 orang. Saat itu, proses ‘perkenalan’ kami tidak berjalan dengan lancar karena kuantitas mahasiswa yang amat banyak menjadi penghalang bagiku untuk lebih mendekat dan mengetahui LKP2M lebih mendalam. Walau perkenalan itu hanya sebentar, tak lebih dari 15 menit. Namun, gambaran umumnya saya dapat menangkapnya. Apa itu LKP2M, visi dan misi serta kegiatan-kegiatannya.

Akan tetapi, rasa penasaranku masih belum terobati sepenuhnya. Curriosity-ku tentang UKM ini semakin menggelora. Demi lebih mengetahui tentang apa ituLKP2M, saya berkunjung ke kedai sinaunya yang beralamatkan di Lt 1 gedung Jenderal Ir. Soeharto. Saya mengorek informasi sebanyak-banyaknya demi memenuhi rasa penasaranku. Tak ku sangka dan tak ku kira sambutan mereka sangatlah menyenangkan hati. Keramahan yang mereka tunjukkan sangatlah mencuri hati para mahasiswa yang kebetulan hadir di situ. Kehadiran mereka mempunyai tujuan yang sama denganku yaitu mencari informasi dan ‘berkenalan’ lebih intens dengan UKM ini dan para penghuninya. 

                Setelah mengetahui lebih mendalam, saya berfikir dan menimbang-nimbang tentang UKM ini. Apakah saya dapat menjadi bagian dari organisasi ini, Bagaimana saya dapat berkontribusi didalamnya dan apa yang akan saya dapatkan apabila saya menjadi anggotanya.Semua hal itulah yang berputa-putar memenuhi pikiranku. Saya masih bimbang  dan ragu. Entah apa yang menyebabkannya saya tidak tahu. Demi memperoleh kemantapan, saya kembali bersilaturrahim ke standmereka yang berada di depan gedung B. Saya bertanya tentang berbagai macam hal, mulai dari pendaftaran, kartu anggota dan semacamnya. Setelah puas saya pun mencukupi kegiatan silaturrahimku. Akhirnya, dengan kemantapan hati saya mendaftar di UKM LKP2M ini dan mengikuti diklatnya.

***

Mulai  melangkah

Don’t give up, the beginning is always the hardest (adagium )

Dalam ranah ke-LKP2M-an, setiap anggota baru yang berkeinginan masuk dalam UKM ini harus pernah mengikuti diklat. Diklat ini dinamakan PRA (Program Rekruitmen Anggota) . PRA ini telah berjalan 14 kali sejak UKM ini di’lahirkan’ di kampus billingual ini. Maka, diklat kami, anggota baru tahun 2012, dinamakan PRA XIV. Dalam setahun organisasi ini hanya mengadakan diklat satu kali yaitu awal tahun ajaran baru.

“Janganlah menyerah, memulai adalah suatu hal yang paling sulit”. Itulah kira-kira makna yang tersirat dalam adagium di atas. Dalam memulai sesuatu kita terkadang ragu dan bimbang apakah akan memulainya atau tidak. Kesulitan adalah hal yang pasti kita dapatkan dalam memulai sesuatu. Maka, tiada ungkapan yang patut kita ucapkan kecuali “lanjutkan dan jangan menyerah”. Ketika kita sudah memulainya maka untuk proses selanjutnya akan lebih mudah,pastinya.

Begitu juga dalam konteks memulai menjadi anggota LKP2M. Memulai pastilah sulit. Saya masih ingat ketika itu mahasiswa yang ingin menjadi bagian dari UKM ini diwajibkan untuk menulis sebuah karya. Karya itu dapat berupa artikel, opini, essay, ataupun cerpen. Syaratnya adalah karya tersebut ditulis tidak kuarang dari 5 lembar. Peserta yang mendaftarpun sekitar 75 orang. Sebuah ukuran yang banyak dibandingkan dengan angkatan-angkatan sebelumnya. Diklatpun dimulai.

Pelaksanaan diklat selama hampir 3 hari hampir membuatku ‘gila’. Dalam rentang waktu tersebut, banyak hal yang harus saya lakukan. Tugas-tugas yang berhubungan dengan kepenulisan,resume, dan rangkuman dari materi sangatlah menguras energi. Seakan-akan tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Setiap detik harus mampu dimanfaatkan dengan baik. Jika tugas-tugas tidak dikerjakan secara sempurna, hukumanpun akan menanti. Sungguh diklat yang melelahkan namun menarik untuk diikuti. Kandungan materi dan pelajaran dalamdiklat tersebut dapat menambah ilmu pengetahuan dan skill-ku dalam menulis.

                Banyak hal yang saya pelajari dari diklat tersebut. Semisal menghargai waktu, teori-teori kepenulisan, metode-metode penalaran dan penelitian dan lain-lainnya. Walupun banyak energi yang harus dikeluarkan dan membutuhkan pemikiran yang mendalam, saya tidak merasa menyesal sama sekali.  Walau pada awalnya sulit, namun pada akhirnya saya bisa melewatinya. Inilah jalanku, jalan yang saya pilih. Memilih untuk menjadi intelektual yang akan berperan dalam mengkonstruk masyarakat madani.

***

Tema PRA kali ini adalah “Merobohkan mental apatis dan mengkonstruk idealitas sosial“. Tema ini berangkat dari kegelisahan para pengurus LKP2M terkait peran mahasiswa dalam membangun idealitas sosial. Terutama Gus Lutfi sebagai direktur pada waktu itu.Mental apatis yang dimaknai sebagai mental yang mengedepankan kepentingan pribadi, seakan-akan kepentingannya lah yang paling utama. Dan idealitas sosial dimaknai sebagai upaya untuk membangun kepedulian yang berbasis kemasyarakatan. Tidak bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar.

Secara lebih mendalam, tema ini membahas tentang bagaimana mahasiswa mampu mempunyai kepekaan sosial. Kepedulian sosial dapat tertanam kuat dalam sanubarinya. Lebih mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan individu. Ke-apatis-an dan keegoisan haruslah disingkirkan dan dihancurkan. Manusia secara hakikat  dijadikan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial. Makhluk yang tidak akan pernah dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Karena hal itu, maka manusia tidak boleh mengesampingkan sisi sosialnya. Sebagai ajang pengejawantahannya, banyak hal ataupun bentuk yang dapat dilakukan. Semisal peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap keadaan orang lain, membantu orang-orang yang membutuhkan baik berupa tenaga, pikiran maupun materi.

Dengan mengangkat tema ini, para pengurus berharap bahwa angkatan PRA XIV ini bisa menjadi pribadi yang tidak apatis plus peduli terhadap keadaaan lingkungan disekitarnya. Semoga..............

***

                Di universitas yang beralamatkan di jl. Gajayana no.50 Malang ini, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)-nya mempunyai bidang-bidang tersendiri. Para anggotanya pun mempunyai kemampuan dan interest terhadap bidang tersebut. Semisal, Jepret Club yang bergerak dalam bidang fotografi, Inovasi yang berperan dalam dunia pers dan ke-jurnalistik-an, Teater K2 yang concern terhadap dunia akting dan drama dan sebagainya. Maka sesuai dengan namanya, LKP2M (UKM yang mana sayamenjadi anggotanya) bergerak dalam bidang Penelitian, tulis menulis, serta pengembangan nalar mahasiswa.

                Kegiatan- kegiatan yang diadakanpun tidak akan pernah lepas dari apa-apa yang menjadi bidang yang digeluti LKP2M. Dalam setiap kegiatannya, seakan-akan nalar dan rasio harus terus dalam keadaan on . Konsentrasi yang prima juga sangatlah dibutuhkan. Memang maklum, UKM ini berkaitan erat dengan dunia akademis. Di antara kegiatan yang ada adalah Semprol (Seminar Proposal), Kajian- kajian, karantina menulis dan sebagainya.

                Kajian, jika kita mendengar kata ini maka yang terbersit dalam pikiran kita adalah sekelompok orang yang sedang berdiskusi tentang suatu tema khusus. Ya, memang itulah yang disebut kajian. Dalam kajian yang diadakan setiap selasa sore ataupun jum’at sore, tema yang dibahas bermacam-macam. Tema yang diangkat biasanya menyoroti tentang  peristiwa –peristiwa aktual yang melanda negeri ini. Lewat data-data yang lengkap, buku-buku yang dibaca dan informasi-informasi yang di dapat, kami (para anggota LKP2M) berdiskusi dan beretorika membahas isu- isu faktual.

Dunia kepenulisan mempunyai tempat tersendiri dalam kedai sinau UKM. Tulis menulis menjadi bidang yang terus dikembangkan. Entah itu fiksi ataupun non-fiksi, tidak ada perbedaan. Melalui buletin Dentang, buletin Cogito, majalah Raison D’ Etre, dan  jurnal Lorong,  tulisan-tulisan para anggota UKM dapat dimuat. Bahkan tidak jarang tulisan mereka  bisa dimuat di media masa luar kampus. Media masa lokal, regional bahkan nasional pernah memuat karya-karya mereka.Eksistensi organisasi ini pun semakin diperhitungkan dalam dunia mahasiswa UIN Maliki Malang.

Penelitian adalah salah satu butir Tri Darma Perguruan Tinggi. Perannya dalam dunia akademis sangatlah besar. Sumbangsihnya tidak dapat dipungkiri lagi. Bahkan, tidak ada suatu ilmu pengetahuan yang tidak diawali dengan penelitian. Teknologi juga bermula dari penelitian. Perlu kita ketahui bahwasanya penelitian haruslah melewati metode-metode khusus dengan peraturan yang khusus pula. Karena itu penelitian tidak boleh sembarangan. Teori- teori yang dipakai, hipotesa-hipotesa yang logis dan rasional, dan metode yag tepat akan menelurkan hasil penelitian yang luar biasa. Dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat.

Mengingat akan pentingnya penelitian dalam ranah akademis, maka UKM inipun juga memberikan porsi yang lebih dan memperlakukannya bak permaisuri dalam istana. Penelitianlah yang menjadi awal sebuah peradaban. Peradaban yang berangkat dari kegelisahan hati. Lewat kajian penelitian, hal itu difasilitasi. Metode-metode penelitian dibahas dan didiskusikan bersama-sama. Lewat praktek yang nyata dengan didampingi senior adalah hal yang menjadi tonggak regenerasi. Generasi yang paham betul akan penelitian, metode-metodenya, dan hasil-hasilnya.

 

 

 

Ketertarikanku akan dunia tulis menulis

Jika kau bukan anak Raja dan juga anak ulama’ besar maka jadilah penulis ( Imam Al-Ghazali )

                Tulis menulis adalah budaya yang sudah mendarah daging di LKP2M. Seakan-akan, dunia goresantinta menjadi urat nadi di UKM ini. Bukan hanya sekedar hobi dan ajang iseng belaka, namun sudah menjadi kebiasaan kuat yang tertanam dalam hati. Karya nyatapun dapat diwujudkan dengan bangga. Artikel, opini, essay, karya ilmiah, cerpen, puisi, pantun dan sebagainya. Karya-karya mereka inipun sudah tersebar di berbagai macam media massa yang ada. Baik lokal maupun interlokal. Baik yang regional ataupun nasional. Tidak jarang lewat tulisan inilah mereka mendapatkan royalti yang agak besar, sehingga mampu menjadi penopang hidup mereka selama kuliah di malang ini. Lewat semangat itulah saya masuk menjadi anggota LKP2M untuk menulis.

                Berawal dari menulis diary saat saya duduk di bangku SMA, semangatku untuk menulis kian tumbuh sedikit demi sedikit. Diary yang berkisah tentang kisah pribadiku seakan-akan menjadi tumpahan segala bentuk emosiku. Melalui inilah saya menulis. Seiring berjalannya waktu, saya diangkat menjadi salah satu reporter pondok. Motivasiku untuk menulis kembali menggelora. Terkadang, banyak dari para guru-guruku yang memberikanku stimulus untuk terus menulis, inspirasi-inspirasi yang mencerahkan. Inspirasi yang membakar kembali naluri jiwa untuk menggoreskan tinta di atas kertas. Memang sulit untuk terus konsisten, tapi haruslah berjuang...

                Diantara yang diceritakan guru-guruku adalah tentang kejayaan Islam. Produktivitas para penulis dalam dunia tinta ini sangatlah tinggi. Berpuluh-puluh buku bahkan beratus-ratus buku dihasilkan untuk mengukir sejarah. Dalam bidang ilmu yang mereka kuasai mereka curahkan apa yang ada dalam pikiran mereka dalam suatu buku atau kitab. Sebut saja Al-Ghozali, Al-Farobi, Al-Kindy, Al-Khowarizmi, Imam Syafi’i, Imam Maliki dan sebagainya. Tidak ada yang meragukan karya-karya mereka. Karya yang dapat menembus lintas zaman dan merobohkan tembok waktu yang menghadang. Tidak jarang kitab-kitab yang mereka hasilkan menjadi bahan rujukan para intelektual masa kini. Menjadi masterpiece dalam bidang kajian ilmu mereka. Semisal Ihya’ulumuddin, Al-Umm, Shohih bukhori dan shohih muslim dan sebagainya. Pemikiran mereka yang hidup pada zaman dahulu dapat kita ketahui di zaman modern ini. Menebar kemanfa’atan lewat tulisan, itulah katsaya. Mentransfer ilmu melalui buku, itulah hal yang luar biasa. Sebagai seorang muslim saya seharusnya berbangga. Tidak hanya bangga, namun juga harus berkeinginan untuk menapaktilasi jejak yang telah mereka ukir demi kejayaan islam.

                Memang untuk menuju hal itu (Penulis yang handal dan profesional) tidaklah mudah. Proses yang berliku-liku haruslah dilewati. Semangat tetaplah harus dikobarkan. Langkah yang ada  mengindisikasikan bahwa kita sudah memulainya. Tinggal meneruskannya. Ayo......

 

 

UKM sebagai organisasi

Kebenaran yang tidak di-manage dengan baik (dalam organisasi) akan dikalahkan oleh kebathilan yang di-manage dengan baik.  (Pepatah Arab)

                Di universitas ini, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, LKP2M adalah organisasi yang cukup disegani. UKM yang terkenal sangat akademis ini dapat menjadi tonggak perubahan di kampus ini. Kiprah individunyapun mewarnai dunia kampus.Seakan-akan tanpa UKM ini kampus terlihat sepi. Inilah salah satu bentuk keoptimisan.Track record yang  bagus inilah yang harus diteruskan oleh para anggota baru.  Branding  yang telah bertahun-tahun dibangun haruslah dinapaktilasi dan dikembangkan lebih lanjut. Karena itu proses regenerasi yang  baik sangatlah di butuhkan.

Memang, proses regenerasi dan kaderisasi di organisasi haruslah berjalan dengan baik. Demi kemajuan organisasi. Kalau tidak organisasi ini akan ‘mati’ sedikit demi sedikit. Pemimpin-pemimpin baru dicetak. Inisiator- inisiator baru dimunculkan. Membangun paradigama  para anggotanya. Mengasah kemampuan mereka dalam bidang ke-UKM-an. Demi kemajuan LKP2M.

Dalam memajukan organisasi, kesolidan dan kekompakan para anggotanya adalah hal yang sangat urgent.  Maka,  inisiatif dari para pengurus untuk mengadakan kegiatan yang mengasah emosional dan kedekatan mereka akan sangat bermanfaat. Perkembangan yang stagnan dari sebuah organisasi menunjukkan kurang solidnya orang-orang yang ada didalamnya. Lewat program-program kerja yang dieksekusi dengan baik akan memperoleh apresiasi yang tinggi. Inilah UKM kita, mari kita bangun kekompakan. Demi kemajuan UKM, sekali lagi.

Sebagai sebuah organisasi yang mana seluruh anggotanya mempunyai visi dan misi yang searah, maka UKM ini tidak akan pernah mengalami kemajuan tanpa adanya kemajuan yang diraih individu yang ada didalamnya. Organisasi ini hanyalah sebuah UKM yang berkantor di Gedung Sport Center. Tanpa adanya para penghuni yang mempunyai kualitas individu yang baik, UKM ini tidak ada apa-apanya. Jika pribadi-pribadi didalamnya mempunyai kualitas dan kredibilitas, maka kemajuan UKM tinggallah menunggu waktu. Para anggota dan pengurus haruslah didorong secara kontinyu untuk terus mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Sekali lagi, demi kemajuan UKM.

Selama setahun saya berada di UKM ini. Berbagai macam kegiatan yang saya ikuti telah banyak berdampak terhadap pola pikir saya. Pola pikir yang dulu agak tetutup. Lambat laun terbuka sedikit demi sedikit. Kajian- kajian yang diadakan semakin menambah ilmu pengetahuanku. Kajian yang menarik, diskusi hangat, dan saling melontarkan pendapat menempa kemampuan diriku.Pergulatan pemikiran menjadi hal yang biasa. Perdebatan yang tidak berujung juga pemandangan yang biasa.  Lewat proses inilah saya  berproses sedikit demi sedikit menuju ke arah kematangan.

Walau terkadang saya jarang mengikuti kegiatan dikarenakan berbenturan dengan kegaiatan  lain, namun saya tetap secara konsisten mengikuti perkembangan UKM dan kegiatan-kegiatannya. Manfa’at yang dapat saya ambil sangatlah banyak walau masih dalam tataran anggota. Saya belum membayangkan ketika saya sudah purna anggota betapa banyak hal yang dapat saya peroleh. Rasa terima kasih selama menjadi anggota UKM ini patutlah diucapkan. Terima kasih yang sebanyaknya-banyaknya......

Di akhir tulisan ini, bahwa LKP2M tidak akan pernah hidup kecuali dihidupkan oleh para anggotanya. Siapakah anggotanya ? Itulah kita, para intelektual muda. Cogito Ergo Sum...

Inilah jalanku, jalan yang saya pilih.

                                                                          Malang, 18 September 2013     

Komentar

Postingan Populer