‘Keanehan’ Dahlan Iskan
Banyak kalangan yang menganggap Dahlan Iskan sebagai tokoh yang luar biasa. Dalam kancah media beliau adalah rajanya. Jawa Pos dengan berpuluh anak usahanya adalah hasil jerih payah beliau. Kini beliau adalah mantan direktur PLN dan menteri BUMN. Pada awalnya, beliau menuturkan bahwa beliau tidak bersedia untuk menjadi direktur PLN. “Masak lulusan Aliyah seperti saya akan memimpin PLN yang dihuni oleh teknisi-teknisi handal lulusan luar negeri dan banyak yang sudah magister dan doctor?” kata beliau waktu itu. Dengan enam alasan beliau menolak permintaan SBY, yaitu beliau baru saja sakit, lulus Aliyah, tidak mau menerima gaji, hanya bersedia 3 tahun, direktur-direktur nantinya dipilih oelh beliau sendiri. Tapi, semua alasan tersebut dapat terbantah semua. Dan akhirnya beliau menerima permintaan presiden untuk menjadi direktur PLN.
Tidak banyak yang beliau sampaikan waktu kami berdiskusi dengan beliau di ruangan beliau, lantai 19 Kantor kementrian BUMN. Disamping waktu itu jam kerja juga karena beliau sudah ada janji untuk mengajar wartawan Metro TV. Di ruangan beliau, tanpa sungkan dan malu sedikitpun, pak dahlan duduk lesehan bersama kami. Padahal, banyak jajaran direksi yang sudah berada di situ. Dengan kondisi lesehan, akhirnya diskusi berjalan.
Ketika ditanya tentang keikutsertaan beliau dalam konvensi Partai Demokrat,beliau menjawab bahwa ini adalah murni permintaan pak SBY. “Ya istilahnya menjemput takdirlah, kalau jadi ya jadi kalau tidak ya tidak apa-apa, lha wong hidup saya juga sudah berkecukupan. Untuk mengabdi kepada negeri saja”,papar beliau. Beliau juga berpesan jangan sampailah nanti yang berkualitas tidak terpilih dan yang terpilih belum tentu berkualitas.
Beliau menuturkan bahwa selama menjadi menteri beliau tidak pernah duduk di kursi menteri, seperti pejabat katanya. Kamipun tertawa lebar mendengarnya. “Ya inilah Dahlan iskan, selalu apa adanya,”batin kami. Ketika ditanya mengenai tips sukses hidup dan sukses menjadi pengusaha, beliau juga menjawab apa adanya. Beliau menjawab, “Dalam hidup ini jangan terlalu banyak memikirkan masa lalu, setiap generasi ada zamannya. Dan juga jangan terlalu banyak nasehat dan pertimbangan. Kalau menurut kalian baik ya langsung dilakukan. Just Do it. Kalau ingin jadi pengusaha ya langsung jalankan saja”. Beliau menganalogikan bahwa jadi pengusaha itu seperti orang naik sepeda. Harus dicoba langsung, harus jatuh dulu, dan harus belajar terus menerus sampai bisa.
Di akhir pembicaraan, beliau berpesan,” Habiskan jatah gagal kalian ketika masih muda, mumpung masih muda, kalau sudah tua nanti hidupnya enak seperti saya hehehe”. Kami pun tertawa mendengarnya.
Malang, 17 Januari 2014
Komentar
Posting Komentar