Sastra dan Sejarah

 



Wasiat Bung Karno tentang sejarah; jas merah (jangan sampai meninggalkan sejarah) menjadi pemantik bahwa sejarah adalah bagian penting dari sebuah peradaban bangsa. Sejarah menjadi mozaik yang membentuk generasi kemudian, yang dapat mengambil hikmah dari peristiwa masa lalu. Sejarah adalah kumpulan fragmen-fragmen peristiwa yang dipotret dari berbagai sudut pandang. Agar sebuah sejarah mampu menemukan kebenaran yang tidak diragukan lagi, maka harus dilihat dari multi-perspektif.

Sejarah dapat terdokumentasikan ke dalam banyak cara; tulisan, foto, patung, diorama, candi, prasasti dan sebagainya. Namun, di masa sekarang ini, buku adalah kunci untuk publikasi dan dokumentasi sejarah. Kehadiran buku-buku yang mengisahkan sejarah dengan landasan penelitian yang matang adalah kerja peradaban. Namun, sejarah masih kurang diminati di Indonesia karena rendahnya budaya baca dan menulis. Yang lantas memunculkan dokumentasi yang masih lemah di banding budaya Barat. Tak aneh, buku babon sejarah Indonesia justru di tulis orang asing yang pernah melakukan koloniasasi atau penelitian di Indonesia. Babad Tanah Jawi yang merekam sejarah masyarakat Jawa justru ada di Leiden Belanda. Beberapa buku-buku sejarah otoritatif banyak yang ditulis oleh orang asing daripada oleh bangsa Indonesia sendiri. Buku-buku otoritatif tersebut semisal “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat,” karya Cindy Adams, seri Tan Malaka karya Harry A. Poeze, seri Diponegoro karya Peter Carey, dan “Cut Nyak Dien; Kisah Ratu Perang Aceh” karya M.H. Skelely Lulofs. Maka, kajian sejarah yang ditulis oleh bangsa kita sendiri haruslah diapresiasi setinggi langit. Karya semacam “Mohammad Hatta: Biografi Politik” garapan Deliar Noer, “Kartini” garapan Soemandari Soeroto, “Atlas Walisongo” karya Agus Sunyoto harusnya menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran sejarah bangsa ini. Karena berbagai kelemahan itu, sejarah Indonesia selalu tampak remang-remang. Verifikasi sejarah sulit dilakukan karena minimnya sumber primer tertulis peristiwa (ber)sejarah.

Dalam mengkaji suatu peristiwa historis tertentu yang titik tolaknya adalah kesaksian seorang pelaku sejarah, secara teoritis kita perlu memilah antara “apa yang terjadi” dengan “apa yang diingat oleh seorang pelaku sejarah tentang apa yang terjadi”. Perlu kiranya memilah antara “peristiwa” dan “ingatan akan peristiwa”. Dalam kaitan dengan ini tak kalah penting adalah memilah antara pemaparan berdasar ingatan yang dilakukan oleh seorang pelaku sejarah tentang apa-apa yang terjadi, dan tinjauan deskriptif-analitis yang dilakukan oleh sejarawan atas apa-yang-terjadi.

Untuk memotret sebuah peristiwa tentang proklamasi kemerdekaan republic ini, kita akan dihadapkan pada berbagai macam sudut pandang. Adam Malik yang menulis buku “Riwajat dan Perjuangan Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 (1950) mempunyai beberapa sisi yang berbeda dengan buku yang ditulis oleh Mohamad Hatta berjudul “Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 (1970). Hatta, sebagai representasi kalangan tua, mengacu ke mata pandangnya sendiri sebagai sosok intelektual dan politisi santun. Hal ini berbeda dengan Adam Malik sebagai golongan muda yang mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan republik ini. Mereka berdua berada dalam situasi hampir sama di ruang dan waktu historis tapi perbedaan peran juga “memisahkan” perspektif diri. Pengisahan pun mengandung perbedaan narasi situasional dan emosional. Adapula buku yang ditulis oleh Ahmad Subardjo berjudul “Lahirnya Republik Indonesia” (1978). Buku ini juga berbeda narasi dengan buku sebelumnya karena Subardjo adalah pelaku sejarah, peninjau serta sebagai penyelidik. Kekayaan penulisan sejarah dengan ragam perspektif inilah yang membuat sebuah peristiwa sejarah semakin terang benderang atau bahkan malah tertutupi kebenarannya.

Karya Fiksi dan Sejarah

Kehadiran buku sejarah pun dibarengi dengan penerbitan novel sejarah. Novel memiliki kemungkinan untuk memadukan fakta sejarah, interpretasi, dan olahan imajinasi. Novel hadir sebagai medium unik untuk publikasi biografi dan interpretasi mengenai seorang sosok. Banyak sekali novel yang menulas sejarah seperti Tetralogi Buru Pramoedya Ananta Toer yang menggarap peristiwa kebangkitan nasional dan jurnalisme pada masa perjuangan, Mangunwijaya dengan novel Burung-Burung Manyar yang mengisahkan persperktif orang Indonesia yang membela Belanda pada awal kemerdekaan, Ahmad Tohari dengan novel Ronggeng Dukuh Paruk yang menceritakan kemelut peristiwa 1965 dengan setting pedesaan yang memukau dan banyak lagi. Adapula novel-novel sejarah yang bercerita tentang seorang sosok atau seperti biografi. Contohnya adalah Surapati karangan Abdul Muis, Cermin Kaca Soekarno karangan Mayon Sutrisno, Cut Nyak Dien karangan Ragil Soewarno, Gadjah Mada karangan Langit Kresna Hariadi. Pada perkembangan sekarang ini, novel biografi juga semakin marak, seperti “Sepatu Dahlan” dan “Peci Miring”.

Interpretasi sejarah tidak hanya diwujudkan melalui karya sastra, sekarang ini banyak sekali film-film yang berfokus pada suatu kisah sejarah atau seorang tokoh. Film-film seperti “Sang Kyai” yang berkisah tentang sosok Hasyim Asy’ari, “Sang Pencerah” tentang Ahmad Dahlan, “Soekarno”, “Jenderal Soedirman”, “Surat Dari Praha” dan “The Act of Killing” mengupas peridoe pelik 1965 dari sudut yang lain dan masih banyak lagi. Hal ini semakin memperkaya cangkupan interpretasi sejarah. Sejarah tidak dipahami dalam satu interpretasi saja, melainkan dengan multi perspektif yang mampu menggambarkan suatu peristiwa sejarah dengan lebih sempurna. 

Maka, penulisan buku-buku sejarah dengan studi intensif dan kritis terus dilakukan untuk memberi kontribusi sebagai medium pengetahuan sejarah dan meluruskan kontroversi dan bias dalam penerbitan buku-buku sejarah versi lama dalam intervensi penguasa. Kesahihan dalam pemakaian sumber sejarah, interpretasi dan struktur tulisan dalam buku biografi kerap menjadi polemik (perdebatan) panjang dengan perspektif dan argumentasi. Mari memperkaya diri dengan pengetahuan sejarah dengan sudut pandang yang berbeda. 

 

Malang, 7 Oktober 2017

Komentar

Postingan Populer