Novel Caldas Gabriel Garcia Marquez

 


 


 

 

 

Halo teman-teman semua, kembali lagi di Kudap Buku ke-4.

 

Hari ini, saya akan membahas salah satu penulis dan pemenang Nobel Sastra yaitu Gabriel Garcia Marquez. Dia adalah seorang penulis dari Kolombia yang memenangkan Nobel Sastra pada tahun 1982. Ia dikenal sebagai salah seorang pencetus dari model berkisah realisme magis.

 

Novel Caldas akan dibahas pada kesempatan kali ini. Caldas adalah sebuah nama dari kapal perusak, sebuah kapal yang berlayar dari Amerika menuju ke Kolombia dan diisi oleh awak kapal Kolombia. Namun, kapal tersebut tenggelam di lautan. Kemudian ada seorang awak kapal yang bernama Velasco bertahan di laut selama 10 hari. Sementara ketujuh teman lainnya sudah meninggal di laut. Velasco mampu terapung di laut selama 10 hari karena dia menemukan kapal kayu. Ia mengapung di laut selama 10 hari.

 

Kisah selama 10 hari di lautan itulah yang menjadi kisah dari novel ini. Novel ini itu berdasarkan kisah nyata, jadi novel ini adalah kisah reka ulang jurnalistik. Ketika itu si penulis, Gabriel Garcia Marquez adalah seorang reporter di surat kabar El Spectador dan dia ditugaskan untuk meliput Velasco yang mampu bertahan di laut selama 10 hari dan ditemukan di Pantai Selatan Kolombia. Kisah selama terapung di laut ini direkap dan kemudian ditulis di dalam novel ini.

 

Yang menarik dari novel ini adalah tentang kisah kepahlawanan. Jadi, kata “kepahlawanan” di dalam novel ini bukan kisah perlawanan pertempuran penuh darah, penuh dengan sabetan pedang atau penuh dengan dentum meriam, atau penuh dengan tembak-tembakan, akan tetapi kisah kepahlawanan di novel ini berkaitan dengan bagaimana melawan diri sendiri.

 

Velasco sendirian berada di kapal yang terapung di lautan sendirian selama 10 hari dan bagaimana dia melawan ketakutan, melawan keputusasaan, melawan kerinduannya kepada keluarganya dan bagaimana dia juga mengelola harapan yang timbul dan tenggelam di laut selama 10 hari; kadang ada harapan untuk bagaimana dia bisa terdampar hidup di di daratan ataupun kadang dia juga merasa putus asa bahwa kelak dia akan mati diterpa badai.

 

Kepahlawanan melawan diri sendiri inilah yang menjadi titik pusat cerita dari novel Caldas ini. Karena 10 hari di laut, dia harus berhadapan dengan cuaca yang tak menentu, kadang ada juga badai, kadang karena di laut sendirian, pikirannya kemana-mana akhirnya dia berhalusinasi dan dia juga bisa diserang putus asa dan ada juga hiu mendekat sehingga ia harus bertempur melawan hiu dan dia juga harus bertahan hidup (bagaimana ia tidak bisa makan dan tidak bisa minum); dia minum dari air laut tetapi tenggorokannya kering, dia ingin makan tetapi tidak ada yang dimakan, akhirnya dia bisa menangkap camar hidup-hidup dan dia memakan daging mentah dari camar.

 

Nah, itulah yang diceritakan di dalam novel ini. Saya kira gaya bahasa dari novel ini adalah gaya bahasa jurnalistik dengan permainan lanturan cerita yang mengagumkan. Ceritanya juga penuh kejenakaaan dengan episode-episode kocak, tetapi juga getir. Cerita velasco di atas laut dan terombang-ambing di tengah laut sendirian tetapi kemudian setelah 10 hari ini akhirnya ditemukan terdampar di pantai selatan Colombia. Karena dia berhasil mempertahankan diri di tengah laut akhirnya dia dianggap sebagai seorang pahlawan, dianggap sebagai seorang jagoan yang luar biasa. Akhirnya, Velasco menjadi pusat perhatian dari masyarakat Kolombia. Kisahnya dituturkan di mana-mana, kisahnya diceritakan di mana-mana dan salah satunya adalah yang ditulis Gabriel Garcia Marquez dalam surat kabar dan akhirnya menjadi novel.

 

Saya kira novel Caldas ini sangat patut untuk dibaca. Terima kasih.

Komentar

Postingan Populer