Sejarah Kereta Api di Sidoarjo

 



·        Kereta api adalah salah satu alat transportasi di Sidoarjo. Di Kabupaten ini, terdapat beberapa stasiun seperti Stasiun Tarik, stasiun Krian, Stasiun Sepanjang, stasiun Waru, stasiun Gedangan, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Tangulangin dan Stasiun Porong. Silahkan acungkan tangan bagi yang pernah naik kereta api? Pasti mengasyikkan.

·         Namun, sudahkah kita belajar tentang sejarah kereta api di Sidoarjo?

·     Kehadiran kereta api sebagai moda transportasi telah berlangsung lama di Sidoarjo. Jauh sebelum Republik Indonesia berdiri dan saat negara ini masih dijajah oleh Belanda.

·         Sejarah kereta api di Sidoarjo dapat dibaca, salah satunya, melalui buku Sejarah Kereta Api di Sidoarjo 1875-1942 karya Racmad Ersan Satrio,

·    Sidoarjo memiliki jalur kereta api ketika pemerintah kolonial Hindia Belanda membuka jalur kereta api jalur Surabaya-Pasuruan pada 16 Mei 1878, jalur Sidoarjo-Tarik-Surabaya pada 16 Oktober 1880, dan Surabaya-Tarik pada 20 April 1895.

·      Tokoh yang mengusulkan pembangunan jaringan kereta api di Pulau Jawa adalah kolonel Van Der Wijk seperti di Belanda untuk tujuan pengangkutan.

·    Pembangunan jalur kereta api di Regentschap Sidoarjo pertama kali di lintas Surabaya-Pasuruan-Malang. Pembangunan ini dimuat dalam berita di Staatsbald van Nederlandsch Indie no. 1 tahun 1875.

·    Pada mulanya, kereta api di Kabupaten Sidoarjo yang dulu disebut Regentschap Sidoarjo digunakan untuk mengingkatkan potensi pertanian, terutama pengangkutan komoditi tebu.

·         Pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun jalur kereta api dan mengeoperasikan kereta api melalui perusahaan kereta api negara yang bernama Staatsspoorwegen (SS). Perusahaan ini mengurusi urusan kereta api yang ada di pulau Jawa dan pulau Sumatra.

·         SS menerbitkan tiket layanan penumpang yang disebut sebagai tiket Edmonson. Layanan ini dibuka di Sidoarjo untuk kereta api penumpang lintas Surabaya-Pasuruan-Malang yang pertama kali dioperasikan pada 1879 dengan jadwal keberangkatan tiga kali perjalanan pulang-pergi sehari.

·         Layanan penumpang ini dibagi jadi tiga kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Layanan kelas tiga diperuntukkan untuk kaum Bumipetra atau Inlanders.

·         SS juga membuka layanan kereta api barang di Sidoarjo. Salah satu penggunanya adalah pabrik gula Buduran.

·         Dampak transportasi kereta api di Regentschap Sidoarjo. Satu, dampak ekonomi. Kereta api mempersingkat waktu distribusi barang ke pelabuhan di Surabaya. Kereta api menggantikan angkutan gerobak yang ditarik lembu. Stasiun-stasiun kecil menimbulkan terbentuknya pasar-pasar. Pengoperasian kereta api juga membuka lapangan pekerjaan.

Dua, dampak sosial yang berupa mempercepat mobilitas sosial, kemunculan kelompok sosial baru seperti pencopet.

Dampak ketiga adalah dampak tata ruang yang membentuk citra bari bagi daerah-daerah Hindia Belanda dengan adanya stasiun-stasiun dan lintasan-lintasa rel.

·         Pengelolaan transportasi kereta api di Regentschap Sidoarjo yang dikelola SS benar-benar terhenti ketika Jepang mulai menguasai Hindia Belanda pada 1942.

Komentar

Postingan Populer